Mata di Bursa – Pandemi Covid-19 sangat menyulitkan semua pihak, baik itu Pemerintah; masyarakat pada umumnya; dan terlebih lagi pihak menejemen perusahaan-perusahaan. Pada essai ini akan membahas pengumuman dari WIKA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. khusus tentang seberapa besar dampak pandemi Covid-19 terhadap kelangsungan bisnis WIKA. Data dan informasi yang disajikan oleh Mata di Bursa ini diolah dari sumber halaman pengumuman di situs IDX.
Secara garis besar, kelangsungan bisnis WIKA terganggu oleh adanya pandemi Covid-19 ini. Adapun dampaknya adalah terjadinya penghentian operasional sebagian. Secara lebih rinci adalah dari total 208 proyek berjalan WIKA Grup hingga April 2020, terdapat 13% proyek yang berada dalam kondisi suspend dimana terjadi penghentian sementara pada seluruh bagian kegiatan proyek. Sedangkan sekitar 23% proyek berada dalam kondisi slowdown yang dimana terdapat perlambatan di beberapa bagian seperti mobilisasi tenaga kerja dan pembatasan jumlah pekerja di lapangan akibat physical distancing.
Tetapi berhentinya sebagian operasional tersebut adalah kurang dari 25% kontribusi pendapatan total proyek. Meski begitu, proyeksi potensi penurunan pendapatan secara Year on Year (YoY) per 31 April 2020 ternyata lebih besar, yaitu 25% sampai 50% dibandingkan dengan periode 30 April 2019. Yang berarti potensi laba bersih juga berkurang 25% sampai 50%.
Untungnya adalah saat ini WIKA tidak banyak beban jangka pendek dan tidak terdampak oleh Covid-19, artinya prospek ke depan masih cerah untuk melanjutkan operasionalnya. Selain itu, tidak ada potensi permasalahan hukum baik itu gugatan pailit/PKPU; pembatalan kontrak material; somasi atau tuntutan hukum karena wanprestasi; atau permasalahan hukum lainnya.
Adapun strategi/upaya Perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi Pandemi Covid-19 dijelaskan sebagai berikut:
- Melakukan efisiensi biaya usaha, namun tetap menghindari adanya pengurangan karyawan sampai dengan sejauh ini.
- Memaksimalkan produksi pada proyek-proyek yang sedang berjalan dengan terlebih dahulu melakukan assessmentkepada project owner yang memiliki kemampuan likuiditas sehingga perusahaan mampu mengatur cashflow masuk dan keluar.
- Mengajukan relaksasi pada fasilitas non cash loan yang didapat perusahaan dari tenor 6 bulan menjadi 12 bulan dan mengajukan penurunan bunga pinjaman.
- melakukan inovasi dan substitusi material impor menjadi material lokal dalam rangka mengefisiensikan biaya operasi.
Leave a Reply