Bandarmologi

kamus investasi
kamus investasi

Dalam berinvestasi atau trading, kita tidak boleh melakukan secara asal-asalan. Sebelum memutuskan beli atau jual, semuanya harus direncanakan secara matang. Supaya risiko kerugian tidak terjadi dalam keputusan investasi. Dan harapannya adalah bisa menghasilkan keuntungan optimal dalam investasi. Salah satu hal yang sangat penting ketika tahap perencanaan itulah terdapat kegiatan analisis.

Secara garis besar, ada beberapa jenis analisis yang populer yang dilakukan di kalangan investor atau trader. Salah satunya adalah analisis Bandarmolgi.

Bandarmologi adalah paradigma baru dalam metode analisis prediksi harga. Metode ini baru populer beberapa tahun belakangan. Metode ini unik dan sangat logis. Jika dahulu investor selalu disajikan 2 metode saja (teknikal an fundamental), kini investor diajak untuk kembali memahami dasar-dasar tentang bagaimana harga bisa terbentuk. Bahwa pada dasarnya harga itu ada yang menggerakkan, dari waktu ke waktu harga bisa berubah oleh karena peran Bandar. Jadi, Bandarmologi adalah analisis yang mempelajari apa yang sedang Bandar lakukan (apakah sedang jual atau beli) sehingga investor cukup mengikuti langkah Bandarnya saja.

Menurut Bandarmologi, definisi Bandar itu tidak selalu negatif. Bandar diartikan sebagai individu atau institusi atau bahkan gabungan institusi yang memiliki tujuan tertentu di pasar modal. Dan Bandar selalu memiliki modal yang sangat besar supaya bisa membeli saham sehingga harganya bisa naik, tetapi sekaligus menguasai sangat banyak lot saham untuk dijual supaya bisa menurunkan harga. Dan keberadaan bandar ini mutlak diperlukan supaya saham bisa liquid (harganya bisa naik-turun). Bahkan di Eropa dan Amerika, Bandar sering disebut sebagai Market Maker (pembentuk pasar) atau juga disebut Liquidity Provider (penyedia liquiditas).

Bandarmologi ini juga dirasakan sebagai penggenap missing link antara analisis teknikal maupun fundamental. Seorang investor, jika hanya menguasai teknikal dan/atau fundamental tanpa memahami mekanisme terbentuknya harga (bandarmologi) pasti merasa bahwa beberapa kali analisisnya meleset. Hal ini dikarenakan bahwa naik-turunnya harga itu tidak ditentukan oleh data-data masa lampau, tetapi harga itu murni Bandar yang menaikkan atau menurunkan. Pastinya, dengan modal yang besar dan kepemilikan lot yang tinggi, Bandar akan dengan mudah melakukannya. Maka, untuk investor yang modalnya kecil, jangan sampai melawan Bandar. Justru harus mengikuti apa yang dilakukan Bandar.

Akan tetapi, untuk melakukan analisis Bandarmologi ini tidak semudah seperti analisis teknikal dan fundamental. Karena kalau pada analisis teknikal dan fundamental itu ada semacam standarisasi dan parameter-parameter yang jelas untuk masuk/keluar bursa, berbeda dengan Bandarmologi, investor harus melakukan identifikasi dulu. Apakah suatu emiten saham ada bandarnya? Jika ada bandarnya, broker apa yang dipakai oleh Bandar? Apakah Bandarnya pihak asing atau lokal? Cukup rumit karena investor dituntut untuk belajar menjadi detektif sebelum siap masuk ke bursa.

Walau rumit, tetapi ada konsep baku yang berlaku di analisis Bandarmologi. Jika sudah menguasai konsep ini, maka akan mudah dalam melakukan analisis Bandarmologi. Sebagai berikut:

  • Akumulasi. Ini adalah pola yang terjadi jika ada volume dominan adalah pembelian saham. Data volume ini bisa dicari pada Broker Summary per periode tertentu (misalkan sebulan terakhir, atau setahun terakhir, dst). Jika volume beli terus naik dalam periode itu, maka itu salah satu indikasi bahwa ada bandar yang sedang mengumpulkan saham, dan prediksinya adalah harga saham itu akan naik di masa mendatang. Maka investor disarankan membeli pada periode ini.
  • Mark-up. Ini adalah pola yang terjadi jika volume beli tidak dominan (cenderung turun), tetapi harganya malah naik. Indikasinya adalah Bandar sedang menarik minat investor supaya investor berpikir bahwa saham ini pasti akan naik terus. Padahal kenyataannya, Bandar justru sedang bersiap ingin menjual sahamnya karena Bandar sudah posisi untung. Kemungkinan harga bisa jadi akan turun karena Bandar bisa saja menjual dengan lot yang tinggi. Dan menariknya, pola ini lebih sering menjadi tanda-tanda Bandar memulai Distribusi. Pada saat-saat pola ini muncul, biasanya juga diiringi rumor-rumor “berita bagus” sehingga akan memancing lebih banyak investor. Sayangnya harganya sudah terlalu tinggi dan Bandar malah memasang posisi jual. Sehingga investor yang membeli di saat-saat terakhir malah “nyangkut”.
  • Mark-down. Ini adalah kebalikan dari pola mark-up, yaitu volume beli tidak dominan (cenderung naik), tetapi harganya malah turun. Ini menandakan bahwa Bandar sedang menciptakan kepanikan, istilahnya adalah banting harga, padahal Bandar masih banyak mengoleksi sahamnya. Hal ini dilakukan Bandar jika pada saat akumulasi ada terlalu banyak investor lain yang menjadi “penumpang gelap”, sehingga harus diciptakan kepanikan di kalangan investor supaya mereka keluar (menjual). Tetapi, justru saat mark-down inilah menjadi momentum yang bagus untuk masuk (membeli) bagi investor yang bermodal kecil. Prediksinya di waktu mendatang, harga akan bisa kembali naik, karena Bandar melanjutkan akumulasi.
  • Distribusi. Ini adalah pola jika yang paling dominan adalah volume jual (tidak peduli di harga berapapun). Ini menandakan Bandar sedang menjual sebagian sahamnya (yang jumlahnya cukup banyak). Jika ada investor yang tertarik untuk beli, sebaiknya ditunda dulu. Atau jika investor juga memiliki sahamnya, sebaiknya jual sebagian atau keseluruhan hingga ada tanda-tanda Akumulasi lagi.

* Peringatan Discalimer: Pembaca dianggap sudah membaca dan menyetujui Disclaimer oleh Mata di Bursa. Klik tulisan ini untuk membaca selengkapnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*