Offer

kamus investasi
kamus investasi

Offer adalah salah satu istilah yang sering dipakai dalam teknis transaksi di bursa. Secara bahasa, arti offer adalah tawaran. Dan secara spesifik jika dalam bursa kata offer berarti penawaran harga untuk menjual atau minat jual atau antrian untuk penjualan.

Selama ini, masyarakat secara umum mengetahui harga saham adalah melalui grafik harga. Tampilannya seperti gambar di bawah ini:

Grafik harga saham kode WIKA

Pernahkah Anda berpikir, mengapa grafik harga bisa terbentuk seperti itu? Mengapa harga bisa naik atau turun? Siapa yang menentukan harga dari waktu ke waktu?

Pada dasarnya, harga saham di bursa itu ditentukan mekanisme pasar yang terjadi di pasar reguler (karena ada pasar tunai dan pasar negosiasi tetapi akan di bahas di artikel lain). Maksudnya mekanisme pasar di sini adalah mekanisme tawar-menawar. Silakan lihat gambar di bawah ini:

Order Book (antrian jual-beli) saham kode WIKA

Setiap investor atau trader, jika ingin bertransaksi di bursa pasti akan disajikan gambar di atas. Gambar itu adalah daftar antrian jual dan antrian beli untuk kode saham WIKA. Silakan lihat yang ditandai kotak merah, itulah offer atau antrian jual. Antrian jual merepresentasikan seberapa banyak orang yang ingin menjual saham WIKA. Tetapi di situ tidak ditunjukkan berapa jumlah orang yang ingin menjual, karena data yang disajikan hanyalah jumlah lot yang ingin dijual.

Di situ terlihat antrian teratas adalah ada banyak orang yang ingin menjual saham WIKA pada harga 1.330 dengan jumlah total lot 14.560. Seandainya ada investor yang ingin membeli saham dengan total hingga 50.000 lot dari pasar reguler. Maka investor tersebut harus membeli di harga 1.330 terlebih dahulu sejumlah 14.560 lot saja. Saat itu tejadi, maka di grafik harga saham akan langsung berada di posisi 1.330. Sedangkan investor tadi masih membutuhkan 35.440 lot supaya bisa kepemilikannya genap 50.000 lot. Maka harus dilakukan beli lagi pada harga 1.335 sejumlah 7.691 lot. Sehingga grafik harga saham akan naik ke posisi 1.335. Investor masih ingin beli lagi harus di harga 1.340 dengan jumlah 7.521 lot. Lalu grafik harga saham juga akan naik lagi ke posisi 1.340. Begitu seterusnya hingga genap 50.000 lot.

Tetapi bagaimana jika investor tersebut masih ingin beli saham untuk menggenapi 50.000 lot tetapi ingin beli di harga 1.370 dengan kuantitas 20.000 lot. Hal itu masih tetap bisa, tetapi itu akan menjadi antri. Harus ada investor lain yang mau membeli habis di harga 1.345 sampai 1.365 dengan jumlah total lebih dari 30.000 lot, baru setelah itu antrian investor pertama akan tereksekusi dan grafik harga berubah menjadi 1.370. Itulah mekanisme dari sudut pandang investor yang ingin beli saham.

Lalu bagaimana dari sudut pandang investor yang ingin menjual? Karena ini adalah antrian jual, sebenarnya investor bisa bebas mau jual di harga berapa. Investor juga boleh ikut di semua antrian harga, misalkan pasang 100 lot di harga 1.330 lalu 100 lot di harga 1.335 dan seterusnya. Akan tetapi antrian ini tidak akan tereksekusi jika tidak ada investor lain yang mau membeli sesuai antrian. Dan eksekusi penjualannya pun juga harus urut dari antrian yang paling atas. Dan grafik harga yang terbentuk adalah berdasarkan di antrian mana yang tereksekusi paling terakhir.

* Peringatan Discalimer: Pembaca dianggap sudah membaca dan menyetujui Disclaimer oleh Mata di Bursa. Klik tulisan ini untuk membaca selengkapnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*