Bid adalah salah satu istilah yang sering dipakai dalam teknis transaksi di bursa. Secara bahasa, arti bid adalah permintaan. Dan secara spesifik jika dalam bursa kata bid berarti penawaran harga untuk membeli atau minat beli atau antrian untuk pembelian.
Selama ini, masyarakat secara umum mengetahui harga saham adalah melalui grafik harga. Tampilannya seperti gambar di bawah ini:
Pernahkah Anda berpikir, mengapa grafik harga bisa terbentuk seperti itu? Mengapa harga bisa naik atau turun? Siapa yang menentukan harga dari waktu ke waktu?
Pada dasarnya, harga saham di bursa itu ditentukan mekanisme pasar yang terjadi di pasar reguler (karena ada pasar tunai dan pasar negosiasi tetapi akan di bahas di artikel lain). Maksudnya mekanisme pasar di sini adalah mekanisme tawar-menawar. Silakan lihat gambar di bawah ini:
Setiap investor atau trader, jika ingin bertransaksi di bursa pasti akan disajikan gambar di atas. Gambar itu adalah daftar antrian jual dan antrian beli untuk kode saham WIKA. Silakan lihat yang ditandai kotak merah, itulah bid atau antrian beli. Antrian beli merepresentasikan seberapa banyak orang yang ingin membeli saham WIKA. Tetapi di situ tidak ditunjukkan berapa jumlah orang yang ingin membeli, karena data yang disajikan hanyalah jumlah lot yang ingin dibeli.
Di situ terlihat antrian teratas adalah ada banyak orang yang ingin membeli saham WIKA pada harga 1.325 dengan jumlah total lot 2.864. Seandainya ada investor yang sudah memiliki saham jumlahnya 10.000 lot dan ingin menjualnya maka investor tersebut harus menjual di harga 1.325 terlebih dahulu sejumlah 2.864 lot saja. Saat itu tejadi, maka di grafik harga saham akan langsung berada di posisi 1.325. Sedangkan investor tadi masih memiliki 7.136 lot dan masih ingin dijual habis. Maka harus dilakukan jual lagi pada harga 1.320 sejumlah 5.844 lot. Sehingga grafik harga saham akan turun lagi ke posisi 1.320. Investor masih ingin jual lagi harus di harga 1.315 dengan jumlah 458 lot. Lalu grafik harga saham juga akan turun lagi ke posisi 1.315.
Tetapi bagaimana jika investor tersebut masih punya saham beberapa ratus lot tetapi ingin dijual di harga 1.295. Hal itu masih tetap bisa, tetapi itu akan menjadi antri. Harus ada investor lain yang mau membeli habis di harga 1.310 sampai 1.300 dengan jumlah total lebih dari 10.000 lot, baru setelah itu antrian investor pertama akan tereksekusi dan grafik harga berubah menjadi 1.295. Itulah mekanisme dari sudut pandang investor yang ingin jual saham.
Lalu bagaimana dari sudut pandang investor yang ingin membeli? Karena ini adalah antrian beli, sebenarnya investor bisa bebas mau beli di harga berapa. Investor juga boleh ikut di semua antrian harga, misalkan pasang 100 lot di harga 1.325 lalu 100 lot di harga 1.320 dan seterusnya. Akan tetapi antrian ini tidak akan tereksekusi jika tidak ada investor lain yang mau menjual sesuai antrian. Dan eksekusi penjualannya pun juga harus urut dari antrian yang paling atas. Dan grafik harga yang terbentuk adalah berdasarkan di antrian mana yang tereksekusi paling terakhir.
Leave a Reply